Senin, 03 Agustus 2015

CITRA

Seorang anak kecil tampak sedih. Rupanya dia sedih karena tidak bisa melanjutkan sekolah. Orang tuanya yang miskin tidak sanggup membiayai sekolahnya. Setelah beberapa lama, dia menemukan cara untuk memperoleh beasiswa, “Aku akan berkirim surat kepada tuhan. Dia pasti mau memberiku uang. Dia yang Maha Pengasih dan maha Penyayang.”
Anak itupun mengambil secarik kertas dan mulai menulis :

Kepada Tuhan 

Assalamualaikum Wr. Wb
Tuhan, kalau memang engkau baik, berilah aku uang 1 juta untuk biaya sekolah.
Cukup sekian, atas perhatiannya aku sampaikan terima kasih.


Surat itu kemudian dimasukan ke dalam amplop, dan diluarnya ditulis “Kepada Tuhan”, sementara dibaliknya ditulis alamat rumahnya dan dimasukanlah surat tersebut ke kantor pos terdekat.
Tentu saja pak pos kebingungan, bagaiamana menyerahkan surat itu kepada tuhan ? Setelah berfikir, pak pos memutuskan memberikan surat itu kepada DPRD setempat. Karena pak pos berpikir “Bukankah mereka wakil rakyat?”
Seorang anggota DPRD menerima surat itu. Setelah membukanya, dia pun tertawa geli. “Dasar anak-anak!!!” pikirnya. Tetapi karena dia merasa bertanggung jawab terhadap nasib konstituennya itu, maka dia memberikan uang untuk anak itu. Diambilnya lima lembar ratusan ribu dan dimasukan ke dalam amplop, lalu ditujukan ke alamat rumah anak tersebut.
Singkat kata, anak itu menerima kiriman dari anggota DPRD itu, setelah dibuka gembiralah hatinya melihat lembaran-lembaran uang itu. Tetapi setelah dihitung ternyata jumlahnya tidak sesuai dengan harapan. Dan dia mengambil kertas lagi untuk membuat surat balasan kepada Tuhan :

Assalamualaikum Wr. Wb

Tuhan, lain kali kalau kirim uang jangan lewat anggota DPRD ya! Soalnya, kalau lewat mereka pasti kena potongan 50 persen.
Terima Kasih


Berhati-hatilah dalam bertindak. Karena apa yang kita perbuat akan “melukis” citra kita dihadapan masyarakat banyak. Citra yang terlanjur buruk akan membuat orang lain menyimpulkan bahwa yang kita lakukan salah, walau sebenarnya sudah benar.

Sumber : Kaya Tapi Miskin _ Mustamir

1 komentar: