Seorang anak kecil tampak sedih. Rupanya dia sedih karena
tidak bisa melanjutkan sekolah. Orang tuanya yang miskin tidak sanggup membiayai
sekolahnya. Setelah beberapa lama, dia menemukan cara untuk memperoleh
beasiswa, “Aku akan berkirim surat kepada tuhan. Dia pasti mau memberiku uang. Dia
yang Maha Pengasih dan maha Penyayang.”
Anak itupun mengambil secarik kertas dan mulai menulis :
Kepada Tuhan
Assalamualaikum Wr. Wb
Tuhan, kalau memang engkau baik, berilah aku uang 1 juta
untuk biaya sekolah.
Cukup sekian, atas perhatiannya aku sampaikan terima kasih.
Surat itu kemudian dimasukan ke dalam amplop, dan diluarnya
ditulis “Kepada Tuhan”, sementara dibaliknya ditulis alamat rumahnya dan
dimasukanlah surat tersebut ke kantor pos terdekat.
Tentu saja pak pos kebingungan, bagaiamana menyerahkan surat
itu kepada tuhan ? Setelah berfikir, pak pos memutuskan memberikan surat itu
kepada DPRD setempat. Karena pak pos berpikir “Bukankah mereka wakil rakyat?”
Seorang anggota DPRD menerima surat itu. Setelah membukanya,
dia pun tertawa geli. “Dasar anak-anak!!!” pikirnya. Tetapi karena dia merasa
bertanggung jawab terhadap nasib konstituennya itu, maka dia memberikan uang
untuk anak itu. Diambilnya lima lembar ratusan ribu dan dimasukan ke dalam
amplop, lalu ditujukan ke alamat rumah anak tersebut.
Singkat kata, anak itu menerima kiriman dari anggota DPRD
itu, setelah dibuka gembiralah hatinya melihat lembaran-lembaran uang itu. Tetapi
setelah dihitung ternyata jumlahnya tidak sesuai dengan harapan. Dan dia
mengambil kertas lagi untuk membuat surat balasan kepada Tuhan :
Assalamualaikum Wr. Wb
Tuhan, lain kali kalau kirim uang jangan lewat anggota DPRD
ya! Soalnya, kalau lewat mereka pasti kena potongan 50 persen.
Terima Kasih
Berhati-hatilah dalam bertindak. Karena apa yang kita
perbuat akan “melukis” citra kita dihadapan masyarakat banyak. Citra yang
terlanjur buruk akan membuat orang lain menyimpulkan bahwa yang kita lakukan
salah, walau sebenarnya sudah benar.
Sumber : Kaya Tapi Miskin _ Mustamir
Sumber : Kaya Tapi Miskin _ Mustamir
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus