Rabu, 22 Juli 2015

TUMBUH TERUS DAN TERUS

Melanjutkan tulisan saya yang sebelumnya yang berjudul "tumbuh", ini adalah tumbuh terus dan terus. ini juga bagian dari hal "unik" yang saya dapat saat silaturahim idul fitri ini. Saya bersama keluarga mengunjungi para kerabat yang sudah sepuh dan tidak secara rutin bertemu.
Menjadi tua, itulah makna lain dari Tumbuh terus dan terus. Karena itu sudah menjadi sifat alamiah atau kata lainnya sunatullah, setelah dewasa akan menua. Hal yang pasti terjadi, tinggal bagaimana kita menjalaninya menuju tua. Kualitas super atau dengan biasa-biasa saja, dan bahkan ada yang tidak berkualitas, sia-sia dan serba terlanjur sudah terlewat.

TUMBUH

 http://dwinandaardhi.com/wp-content/uploads/2014/09/tunas.jpg
Hari Raya Idul Fitri menjadi saat yang tepat untuk bersilaturahim dengan semua kerabat, keluarga dan tetangga. Banyak yang berjauhan dan tidak bertemu lama. Saling bercerita dan bercengkrama dalam sukacita, bertukar kabar yang tidak bisa diceritakan panjang di SMS, BBM ataupun WhatsApp. Semua terasa seru sekali dan membahagiakan. Itulah moment idul fitri yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. 
Ada hal-hal unik yang pasti dapat kita temui dalam momen-momen seperti itu, salah satunya yang saya tangkap adalah tentang tumbuh. Apa yang tumbuh? ya yang saya lihat adalah anak-anak para kerabat keluarga. 

Perubahan Dari Diri Sendiri

 
MENGAPA DARI TAHUN KE TAHUN HAMPIR TIDAK BANYAK PERUBAHAN KE ARAH KEBAIKAN YANG TERJADI DI NEGERI KITA ?
Itulah pertanyaan yang selama ini mengganjal di hati dan benak saya, dan akhirnya pertanyaan ini saya sampaikan pada seorang sahabat yang kebetulan tinggal di sebuah negara tetangga kita yang kehidupannya jauh lebih baik dan teratur.
Setelah panjang lebar saya berkeluh kesah mengenai hal ini, berikut ini kami petikkan penjelasan dari sahabat kami ini.
"Karena setiap orang ingin perubahan itu datangnya dari orang lain, dan bukan dicontohkan melalui dirinya, keluarganya dan dari rumahnya sendiri".
"Kita selalu mengkritik perbuatan orang yang kurang menyenangkan hati, tapi sudahkah kita memberikan contoh melakukan perbuatan menyenangkan hati ?"
"Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa jika bangsa itu sendiri enggan untuk mengubah perilakuknya sendiri".

PENGEMIS BUTA

http://i.ytimg.com/vi/kx8MO7PDkhk/hqdefault.jpg
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta, hari  demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".
Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
Rasulullah SAW  melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau SAW wafat.

HEDONIC TREADMILL

https://pbmo.files.wordpress.com/2012/02/hedonic-treadmill.png
"Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan peran uang dalam membentuk kebahagiaan ?"
Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan nama “hedonic treadmill”.                   
                   
Gampangnya, hedonic treadmill adalah seperti ini : "Saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh semua habis juga.
Kenapa begitu ? Karena ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu. Dengan kata lain, nafsumu untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income-mu. Itulah kenapa disebut hedonic treadmill, seperti berjalan diatas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju...!"                                                          
Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan. Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza. Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.

Rabu, 15 Juli 2015

UKASYAH

 http://www.suara-islam.com/images/berita/muhammad%20saw-walpaper.jpg
Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum meninggal.
Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.
Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kmdn, penuhlah Masjid dg para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW.
Beliau duduk dg lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dilderitanya.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?"