Rabu, 22 Juli 2015

Perubahan Dari Diri Sendiri

 
MENGAPA DARI TAHUN KE TAHUN HAMPIR TIDAK BANYAK PERUBAHAN KE ARAH KEBAIKAN YANG TERJADI DI NEGERI KITA ?
Itulah pertanyaan yang selama ini mengganjal di hati dan benak saya, dan akhirnya pertanyaan ini saya sampaikan pada seorang sahabat yang kebetulan tinggal di sebuah negara tetangga kita yang kehidupannya jauh lebih baik dan teratur.
Setelah panjang lebar saya berkeluh kesah mengenai hal ini, berikut ini kami petikkan penjelasan dari sahabat kami ini.
"Karena setiap orang ingin perubahan itu datangnya dari orang lain, dan bukan dicontohkan melalui dirinya, keluarganya dan dari rumahnya sendiri".
"Kita selalu mengkritik perbuatan orang yang kurang menyenangkan hati, tapi sudahkah kita memberikan contoh melakukan perbuatan menyenangkan hati ?"
"Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa jika bangsa itu sendiri enggan untuk mengubah perilakuknya sendiri".

"Jepang adalah satu negara yang punya prinsip sangat baik tentang perubahan, yang mereka sebut Kaizen; sebuah prinsip yang lebih kurang artinya adalah melakukan perubahan ke arah yang lebih baik setiap hari meski hanya satu hal saja."
"Semisal orang mau bayar antri dengan rapi, mau naik train/bis antri dengan rapi, mau naik lift menanti berjajar di pinggir dan membiarkan orang di lift keluar terlebih dahulu, lampu lalu lintas benar-benar dipatuhi, polisi benar-benar jujur mengerjakan tugasnya, pejabat siap mundur bila terbukti berbuat curang, orang meminta maaf jika merasa bersalah atau menyenggol orang lain tanpa sengaja, senyum jika kita berpapasan meski tidak kenal, memberikan petunjuk sebaik-baik yang mereka bisa pada orang yang tersasar jalan dan banyak lagi kebaikan2 kecil yang mereka berikan dan bukan mereka minta dari orang lain."
"Mereka memulai kebaikan mulai dari diri mereka sendiri."
"Dan lihatlah hasilnya..... silahkan anda pergi dan berkunjung langsung ke kota-kota di Jepang.... pengelolaan kebersihan yang super, pengelolaan lingkungan, limbah, transportasi masal, dsb semuanya sangat baik dan luar biasa. Mereka semuanya melakukan perubahan mulai dari diri mereka sendiri."
Begitu tutur sahabat saya ini.
Lalu ia melanjutkan penjelasannya lagi;
"Tahukah kamu, bahwa banyak para sahabat Indonesia yang berdomisili di Jepang mengatakan bahwa mereka ini paham betul arti dari sebuah qoutes
"Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan Hari Esok harus lebih baik dari hari ini"
"Mereka lebih paham untuk mengaplikasikannya dan bukan hanya MENGHAPALKANNYA, dalam kehidupan mereka sehari-hari dari pada kita semua yang sama-sama tahu bahwa kalimat itu sesungguhnya bersumber dari sebuah hadist Nabi yang "katanya" kita cintai bersama."
"Namun sayangnya hanya sebatas hapalan di kepala saja dan bukan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hapalan dan hapalan lagi, kita adalah bangsa yang dilatih untuk jago menghapal dan tak jago dalam aplikasinya."
Begitu ucapan terakhir dari sahabat saya.
Ah.... terimakasih dan puji syukur yang tak terhingga akhirnya saya bisa mendapatkan penjelasan yang sungguh sangat memuaskan ini....
Semoga kita bisa belajar dan mau mengaplikasikannya mulai sekarang juga dan bukan sekedar menghapalkannya di luar kepala.
Mau mengaplikasikan hadist dan nasihat Nabi kita, sebagai wujud dari cinta kita pada ajaran Nabi dan upaya kita memperbaiki diri dan negeri ini terutama di bulan Suci Ramadhan ini,
Sebuah bulan perbaikan diri dan perilaku bagi kita semua umat muslim di Indonesia.
Yuk kita mulai dari diri kita sendiri, dari hal-hal kecil yg kita bisa dan dari sekarang juga.
Salam syukur penuh berkah
-ayah edy-

1 komentar: