ALHAMDULILLAH HNP Sudah Pergi, Terima kasih Dokter Luthfi

Disela-sela waktu yang padat dengan pekerjaan, dikantor selalu ada kegiatan olahraga untuk para karyawannya. Biar Fresh dan semangat terus :D

Saya dan temen-teman senangnya main futsal, rame-rame dan seru. ketika 2013 pertengahan, setelah main futsal sempat terasa sakit pinggang luar biasa di pinggang, kaku dan nyeri, untuk bergerak jadi tidak nyaman sekali. diurut juga gak ada efek yang bagus, akhirnya ke dokter umum, klinik dekat rumah. Kata dokternya nyeri otot aja ini, dikasihlah 3 obat. minum 2 kali, langsung ilang sakitnya, Alhamdulillah.

Sebulan berikutnya main futsal lagi, terasa lagi di pinggang, walaupun tidak seberat yang awal. Karena uda tahu obatnya, saya langsung beli saja di apotik, diminum, dan langsung hilang lagi sakitnya. 

Sakit pinggang sudah tidak dirasa lagi, tapi kaki terasa berat dipakai untuk jalan dan agak nyeri-nyeri, kadang hilang juga sakitnya. tidak terlalu dihiraukan, dan ketika ada turnamen futsal dikantor saya ikut main, dan terkena cedera dikaki kanan. Nyeri sekali.

Urut bolak balik, pernah ke dokter ortopedi, di rontgen di kaki, semua baik-baik saja. Sakit masih terasa, tetapi penyakit belum juga ketahuan.

Akhirnya pada Februari 2014 saya ke dokter Bedah Saraf di Cibubur, pak dokter menyarankan saya untuk periksa EMG / ELEKTROMYOGRAFI (pemeriksaan dengan media arus listik), terlihat indikasi masalah di Lumbal dan Sacrum Tulang belakang saya, namun belum bisa di ketahui letak pastinya dengan EMG. 

 

Ilustrasi EMG

 

Pada Maret 2014 pemeriksaan harus dilanjut dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Saya pikir cuma rontgen biasa, ternyata harus masuk ke sebuah lorong kecil, tidur terlentang. Jarak wajah ke lorongnya kira-kira cuma 20 cm. Rasanya pengap sekali dan terasa takut. Waduh-waduh. Sampai saya sempet pencet alarm untuk minta keluar. Setelah keluar dr lorong, suster tanya " Bapak takut ya?", Saya jawab iya saya takut.

Kurang lebih ambil nafas selama 5 menit, saya beranikan diri untuk masuk ke lorong MRI lg, waktu terasa lama sekali disana, karena memang lama, sekitar 45 menit. Alhamdulillah bisa selesai, demi melihat penyakit yang dirasa.

Ilustrasi MRI

Setelah 4 hari, hasil MRI sudah ada, dan saya baca ada herniasi pada lumbal, tapi saat itu saya belum mengerti apa maksudnya. Hasil MRI tersebut saya bawa ke dokter bedah saraf, dan ternyata menurut dokter, yang terjadi pada tulang belakang saya adalah pecahnya lapisan bantalan lumbal, sehingga gel yang didalamnya keluar, mengeras dan menggencet saluran saraf yang menuju tubuh bagian bawah. 

Lumbal HNP

Dan dalam kasus saya ini, saraf yang tergencet / terjepit adalah saraf yang menuju ke kaki kanan. Karena itulah kaki kanan saya terasa sangat sakit dan kaku untuk digerakan. Penyebab lumbal di tulang belakang, yang sakitnya dikaki.

Istilah medisnya adalah HNP, Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit, dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nucleus Pulposus) mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitan dan terjepitnya urat-urat syaraf yang melalui tulang belakang kita.

Ilustrasi HNP

Dokter menyarankan saya agar segera dioperasi, tapi saya masih bingung dan belum bisa memastikan pengobatan  apa yang harus dijalani. Dan ketika konsultasi dengan keluarga, mayoritas menyarankan agar tidak operasi, sebaiknya mencoba pengobatan-pengobatan lain, atas saran keluarga saya mencoba beberapa pengobatan :

1. Pijat tradisional , mencoba dengan 2 orang yang berbeda ahli saraf kejepit

2. Yumeiho, urut asal Jepang

3. Renang 2-3 kali seminggu

4. Suntikan pada saraf yg terjepit (selektif nerve blok)

Setelah menjalani beberapa pengobatan diatas, nyeri bukan berkurang malah semakin menjadi-jadi sakitnya. Saat bangun pagi, saat berjalan agak jauh dan berdiri lebih dari 10 menit, sakit yang dirasakan sangat luar biasa. Namun, utk aktivitas kerja saya tetap jalani, karena untuk ke kantor saya masih kuat, mengendarai motor ataupun mobil masih bisa.

Pada November 2014, saya dan istri memantapkan diri untuk memilih jalan operasi untuk penyembuhan HNP ini, karena dirasa sudah sangat tidak nyaman untuk kegiatan sehari-hari, apalagi anak-anak saya masih balita, butuh papanya menemani bermain, ketika anak-anak ajak main, jawabnya maaf papa sakit, jadi sedihlah anak-anak saya yang lucu itu. 

Mencari referensi dari adik ipar yang berkerja di Puskesmas Jakarta Utara, dari kawan-kawanya di Puskesmas, nama dokter yang muncul adalah Dokter Luthfi Gatam Sp.OT (K-Spine). Setelah mencari-cari informasi diinternet, ada beberapa Rumah Sakit tempat dokter Luthfi praktek :

1. Mitra Keluarga Kemayoran (Kira-kira dr Agustus 2014 sdh tidak praktek lagi)

2. Premier Bintaro

3. RS Fatmawati 

4. RS Pondok Indah 

Melihat dari jarak dan juga tanggungan yang diberikan oleh perusahaan saya memilih di RS Pondok Indah, pada 8 Desember 2014 saya Alhamdulillah bisa konsultasi dengan dokter Luthfi Gatam, jadwal jam 18-20 WIB, tapi beliau baru datang jam 20.15. Karena memang baru ada operasi yang harus beliau tangani. Sabar menunggu demi kesembuhan :-)

 

Saat konsultasi dengan dokter Luthfi, saya perlihatkan hasil MRI pada bulan Maret 2014. Setelah dilihat, dokter luthfi langsung yakin perlunya dilakukan operasi pada sakit HNP saya. Operasinya disebut MED (Micro Endoscopic Disectomi)

MED adalah adalah tindakan bedah pada kelainan penekanan saraf tulang belakang dengan menggunakan kamera dengan sayatan minimal kira-kira 1-1,5 cm.

Tehnik Minimally Invasive Spine Surgery/ Operasi Minimal Invasif /Microendoskopic-Disektomi (MED) dimulai sejak tahun 1995, dan sudah berkembang  pesat, saat ini di pasaran banyak metode tehnik utk MED, salah satunya adalah ENDOSPINE system yang diciptakan oleh Dr Destandeau dari Perancis. Kelebihan tehnik MED dengan ENDOSPINE sangat menguntungkan buat pasien seperti;

1. Sayatan kecil,
2. Kosmetik lebih baik,
3. One day care,
4. Aktif bekerja kembali lebih cepat,
5. Tak perlu alat bantu,
6. Perdarahan operasi minimal,
7. Aman

Persiapan untuk pelaksanaan operasi sama seperti operasi lainnya;

• Lama operasi +/- 1 jam,
• Jenis pembiusan dengan general atau spinal.

Teknik ini bisa untuk kelainan HNP dan Spinal stenosis lumbal. Teknik ini tidak memasukkan alat atau implant pada tulang belakang.

Video Operasi MED

Untuk memastikan kondisi terkini Lumbal saya, dokter Luthfi memberi surat pengantar untuk MRI ulang, akhirnya saya melakukan MRI pada 10 Desember 2014, karena khawatir nervous lagi seperti yang awal, saya ditemani istri. Alhamdulillah MRI selessai, dengan waktu yang lebih sebentar, cuma 25 menit. Hasilnya saya konsultasikan ke dokter luthfi pada 18 Desember, hasilnya masih sama, HNP di lumbal 4-5. 

Operasi tetap menjadi pilihan satu-satunya untuk menghilangkan rasa sakit pada kaki kanan saya, kemudian disepakati tanggal 24 Desember 2014 menjadi tanggal eksekusi operasi MED untuk HNP saya. 

Dokter Luthfi, buat pengantar untuk Pemeriksaan Lab (darah), Rontgen, ke dokter Spesialis Jatung, Spesialis penyakit dalam dan Spesialis Anestesi. Pada tanggal 20 Desember 2014 saya jalani pemeriksaan itu semua, dan Alhamdulillah kondisinya baik dan aman untuk menjalani operasi MED. 

Tanggal 23 Desember 2014 menjadi tanggal saya diantar ke RS untuk menginap persiapan operasi, keesokan harinya pada 24 Desember 2014 dengan harap dan doa yang banyak sampailah saya pada pukul 13.30 untuk masuk ruang operasi.

 

Beberapa perawat dan dokter Loren Spesialis Anestesi mempersiapkan operasi dan pembiusan sebelum operasi, saya disuntik di lengan sambil dokter mengatakan "tenang saja pak, rileks...", kira-kira 3 detik saya langsung "hilang" tidak sadarkan diri, sampai akhirnya 17.00 saya membuka mata sedikit saat dipindahkan tempat tidur, kemudian tertidur lagi sampai jam 20.00.

Saya diopname pasca operasi selama 2 hari 2 malam di ruang rawat inap lantai 6. Jumat pagi 26 Desember 2014 sudah bisa mencoba jalan ke cafetaria di lantai dasar.

Alhamdulillah, nyeri kaki sudah hilang, hanya nyeri jahitan yang terasa di pinggang. Jumat sore sudah kembali ke rumah.  Istirahat dirumah +/- 1 minggu, tanggal 6 Januari 2015 sudah masuk kantor kembali. 

Alhamdulillah tahun baru dengan kondisi kesehatan yang lebih baik, siap tempur lagi di tahun 2015 dan selanjutnya, sampai saat ini sudah 2 bulan pasca operasi kondisi semakin membaik dan nyeri dikaki sudah hilang. Untuk menjaga kondisi, saya pakai korset untuk aktivitas sehari-hari.

Terima kasih untuk dokter Luthfi Gatam, istri tersayang, anak-anak tercinta, mama, papa, umi, abi, kawan-kawan APP Cawang dan PDKB serta semua keluarga besar yang sudah mendukung dan mendoakan untuk kesembuhan saya.